Cerita Mancing : Hantu Penunggu Pohon Bambu 2


kala itu pukul tujuh, setelah perut terisi. Aku duduk di depan rumahku untuk menunggu dono datang.
 
cerita mancing, cerita horor,
rerimbunan bambu
Tak berselang lama, suara motor tua dono mulai terdengar..

Weeerr....weeeee...werrrrrr...

Dono “Ayo buruan, “

Aku “ Gak ngopi dulu don?

Dono “ gkk usah, keburu tanganku gatel ini. Hhe. Yakin ini berani ?”

Aku “ Sapa takut, kata mbah ggogle, semakin angker semakin gedhe sidatnya”

Dono” wkwkw.... tancap...”

Cukup lima menit saja kami sudah sampai di spot tujuan. Tepat di utara balai desa, terdepat sebuah kedung yang tak terlalu dalam namun tk pernah kering.

Kedung  bagian sungai yang lebih dalam dan biasanya airnya tenang.

Untuk mencapai spot, kami harus berjalanan menuruni tebing sungai cukup terjal melewati rerumputan yang cukup tinggi.

Dengan semangat yang tinggi langkah kami cepat menginjak rerumputan ilalang, tak lupa memakai sepatu boot sesuai arahan mbah google. Mengingat ular malam di desa kami cukup banyak.

Dono,” ayo ke sisi utara, nampaknya syahdu. Gk ada rumputnya”

“ok” jawab ku singkat.

Benar saja, di sisi utara, merupakan tikungan sungai di mana, batu batu besar disusun untuk menahan gerusan air sungai.

Rumput pun hampir tak ada, mungkin karena sinar matahari tk dapat menembus rimbunan daun bambu.

Kami pun mulai merangkai pancing kami, dan bergegas melempar umpan ke titik yang kami anggap ada ikanya. Tak lupa kelinting sebagai pertanda umpan di makan, kami pasang.

“kenapa tak kepikiran dari dulu ya don, mancing di sini, kalau hujan pun kita kayanya gk akan basah, kalau nggak deres banget”

“ aku sih dah kepengen dari dulu, tapi bapakku bilang jangan mancing di sini kalau gk berani,” jawab dono.

“ we lho kenapa? Cerita cerita>...”

‘ hayo nggak sekarang bro, kita nikmati mancing dulu nanti gk jadi mancing kita...wkwkwk”

Klintingklintingklinting.........

Suara klinting pancing dono bunyi cukup keras”

“Seblak don....” teriak ku
“Strike, gedhe ini... gedhe ini... bantuin”

Joran melengkung cukup tajam, dono menahan joranya tersenyum bahagia.

Aku gulung senarnya perlahan. Lima menit berlalu, namun belum ada tanda tanda ikan naik ke permukaan,

Kami pun bertanya tanya, gini to tarikan ikan sidat. Tiba tiba dono terpental ke belakang.

Tarikan ikanya pun melemah dan akhirnya berhasil kita naik kan

“ AS*, bukan ikan ternyata” kata dono

“ duh duh.... wkwkwk” ku tertawa bahagia

Alon alon le (pelan pelan nak)“ tetiba terdengar suara lirih berbahasa jawa.


Bersambung

0 Response to "Cerita Mancing : Hantu Penunggu Pohon Bambu 2"

Post a Comment

Contact Us

Name

Email *

Message *