Sudah
membaca membaca cerita pengalaman pertama bermalam di pantai Gesing I, kalau
belum yuk di baca dulu klik di Pengalaman Pertama Bermalam di
Pantai Gesing I
Kami
memesan ikan bakar untuk menu makan siang kali ini, tak lupa kami juga membeli
nasi bungkus untuk menu nanti malam saat memancing di pantai gesing. Tak sabar
rasanya untuk segera melempar umpan sekuat tenaga ketengah lautan dari atas
tebing.
Maka dari
itu, setelah menghabiskan makanan yang kami pesan, kami langsung bergegas
mencari spot yang potensial. Jam dua kami sudah menemukan spot yang kami
harapkan.
Tak jauh
memang, tak sampai lima menit kami berjalan menuju spot dari tempat kami memarkir
motor. Tebing tempat kami memancing cukup tinggi dan cukup memacu adrenalin
kami.
Tak begitu
luas tempat kami merangkai mata kail, kira kira hanya cukup untuk memancing
empat orang.
Tetapi hal
yang tidak kami inginkan terjadi, ikan keting yang kami bawa dengan ember yang
dilengkapi portable semuanya mati dan mulai membusuk.
Namun, apa
boleh buat kami sudah melewati perjalanan jauh untuk sampai ke pantai gesing.
Oleh karena itu kami tetap melanjutkan memancing di pantai gesing.
Ikan belanak
yang kami bawa pun kami bagi dua, satu untuk saya dan satu untuk kang anwar.
Ikan
belanak bagian saya, saya simpan untuk memancing di malam hari dan kali ini
saya mencoba menggunakan umpan ikan keting yang sudah mati.
Berbeda
dengan kang anwar yang langsung menggunakan ikan belanak sebagai umpan. Ikan belanak
memang dikenal sangat istimewa untuk digunakan sebagai umpan mancing.
Pancing
kami tancapkan pada pipa yang sudah dipasang pada lubang yang terdapat pada
batuan. Pipa pipa tersebut memang sengaja dipasang untuk menancapkan joran para
pemancing.
Sambil
menunggu sambaran ikan, kami survey lokasi kami memancing dan berdiskusi
strategi untuk mancing nanti malam.
Maklum, ini
pertama kalinya kami bermalam di pantai Gesing.
Seperempat
jam kemudian kami angkat umpan yang sudah kami lempar tadi. Ikan keting yang
terpasang di kail masih utuh.
Saat kang
anwar menggulung reel pancingnya dengan santai, tiba tiba umpanya tersambar dan
reel pun berderit kencang. Nampaknya ikan yang menyambar cukup besar.
Jangkar dan
tali tambang pun saya siapkan. Jangkar ku rangkai sedemikian rupa, dan tak lupa
tali tambang berukuran besar ini saya ikat pada batu besar dan juga badan saya,
sebagai pengaman agar tidak tercebur ke laut.
Tak sampai
seperempat jam kang anwar mampu menghajar ikan tersebut dan ikan sudah berada
di permukaan air. Seperti dugaan kami, Ikan kampur dengan ukuran yang cukup
besar yang menyambar umpan.
Sekarang
giliran saya untuk mengambil ikan. Saking senangnya, kami tak punya lagi rasa
takut terhadap ketinggian.
Berbekal
pengetahuan yang kami dapat dari youtube dan mbah google, kami bergantian
mencoba mengambil ikan. Namun selalu gagal dan memakan waktu lebih dari
setengah jam.
Ternyata,
jangkar yang kami buat kurang tajam, dan selalu meleset tidak mau menancap pada
tubuh ikan. Namun kami tidak putus asa, sampai akhirnyaada kapal nelayan yang
pulang mengantar pemancing lewat di depan kami.
Mereka pun
menawarkan bantuan untuk membantu mengambil ikan. Untuk dapat mengambil ikan
tersebut, ikan harus di giring ketengah mendekati kapal, kapal tidak dapat
menepi mendekati ikan karena beresiko menabrak karang.
Dengan
penuh hati hati saya mencoba memainkan joran untuk menggiring ikan berenang
mendekati kapal. Saat ikan berhasil kami giring mendekati kapal, nelayan
tersebut gagal mengambil ikan karena saat dipeggang ekornya ikan berontak dan
lepas.
Untuk saja,
senar tidak putus dan mata kail masih menancap dengan kuat. Ikan pun saya
giring kembali mendekati kapal. Dalam kesempatan kali ini nelayan tersebut
berhasil mengambil ikan kampur.
Dengan
penuh semangat saya langsung lari menuju tempat kapal tersebut menepi. Setelah
di lihat dari dekat, cukup besar ternyata. Setelah kami timbang, ikan tersebut
berbobot 8,5 kg.
Tenaga kami
sangat terkuras, dan sudah sore ternyata. Kami memutuskan untuk istirahat dan
sholat Ashar terlebih dahulu.
Jam
setengah lima kami mulai memancing kembali. Namun tak ada sambaran sampai
maghrib tiba. Sebelum sholat Maghrib, umpan saya ganti dengan ikan belanak,
berharap ada sambaran lagi.
Sesuai
harapan, setelah sholat maghrib reel pancing saya berderit kencang. Saya berlari
dan langsung menghentak joran. Namun terlambat, ikan terlebih dahulu berhasil
masuk kedalam karang.
Kurang
lebih lima menit saya berusaha mengeluarkan kan tersebut,
........................... Bersambung
0 Response to "Pengalaman Pertama Bermalam di Pantai Gesing II"
Post a Comment