Pengalaman Pertama Bermalam di Pantai Gesing II

Sudah membaca membaca cerita pengalaman pertama bermalam di pantai Gesing I, kalau belum yuk di baca dulu klik di Pengalaman Pertama Bermalam di Pantai Gesing I

Kami memesan ikan bakar untuk menu makan siang kali ini, tak lupa kami juga membeli nasi bungkus untuk menu nanti malam saat memancing di pantai gesing. Tak sabar rasanya untuk segera melempar umpan sekuat tenaga ketengah lautan dari atas tebing.

Maka dari itu, setelah menghabiskan makanan yang kami pesan, kami langsung bergegas mencari spot yang potensial. Jam dua kami sudah menemukan spot yang kami harapkan.

Tak jauh memang, tak sampai lima menit kami berjalan menuju spot dari tempat kami memarkir motor. Tebing tempat kami memancing cukup tinggi dan cukup memacu adrenalin kami.

Tak begitu luas tempat kami merangkai mata kail, kira kira hanya cukup untuk memancing empat orang.

Tetapi hal yang tidak kami inginkan terjadi, ikan keting yang kami bawa dengan ember yang dilengkapi portable semuanya mati dan mulai membusuk.

Namun, apa boleh buat kami sudah melewati perjalanan jauh untuk sampai ke pantai gesing. Oleh karena itu kami tetap melanjutkan memancing di pantai gesing.

Ikan belanak yang kami bawa pun kami bagi dua, satu untuk saya dan satu untuk kang anwar.

Ikan belanak bagian saya, saya simpan untuk memancing di malam hari dan kali ini saya mencoba menggunakan umpan ikan keting yang sudah mati.

Berbeda dengan kang anwar yang langsung menggunakan ikan belanak sebagai umpan. Ikan belanak memang dikenal sangat istimewa untuk digunakan sebagai umpan mancing.

Pancing kami tancapkan pada pipa yang sudah dipasang pada lubang yang terdapat pada batuan. Pipa pipa tersebut memang sengaja dipasang untuk menancapkan joran para pemancing.

Sambil menunggu sambaran ikan, kami survey lokasi kami memancing dan berdiskusi strategi untuk mancing nanti malam.

Maklum, ini pertama kalinya kami bermalam di pantai Gesing.

Seperempat jam kemudian kami angkat umpan yang sudah kami lempar tadi. Ikan keting yang terpasang di kail masih utuh.

Saat kang anwar menggulung reel pancingnya dengan santai, tiba tiba umpanya tersambar dan reel pun berderit kencang. Nampaknya ikan yang menyambar cukup besar.

Jangkar dan tali tambang pun saya siapkan. Jangkar ku rangkai sedemikian rupa, dan tak lupa tali tambang berukuran besar ini saya ikat pada batu besar dan juga badan saya, sebagai pengaman agar tidak tercebur ke laut.

Tak sampai seperempat jam kang anwar mampu menghajar ikan tersebut dan ikan sudah berada di permukaan air. Seperti dugaan kami, Ikan kampur dengan ukuran yang cukup besar yang menyambar umpan.

 Sekarang giliran saya untuk mengambil ikan. Saking senangnya, kami tak punya lagi rasa takut terhadap ketinggian.

Berbekal pengetahuan yang kami dapat dari youtube dan mbah google, kami bergantian mencoba mengambil ikan. Namun selalu gagal dan memakan waktu lebih dari setengah jam.

Ternyata, jangkar yang kami buat kurang tajam, dan selalu meleset tidak mau menancap pada tubuh ikan. Namun kami tidak putus asa, sampai akhirnyaada kapal nelayan yang pulang mengantar pemancing lewat di depan kami.

Mereka pun menawarkan bantuan untuk membantu mengambil ikan. Untuk dapat mengambil ikan tersebut, ikan harus di giring ketengah mendekati kapal, kapal tidak dapat menepi mendekati ikan karena beresiko menabrak karang.

Dengan penuh hati hati saya mencoba memainkan joran untuk menggiring ikan berenang mendekati kapal. Saat ikan berhasil kami giring mendekati kapal, nelayan tersebut gagal mengambil ikan karena saat dipeggang ekornya ikan berontak dan lepas.

Untuk saja, senar tidak putus dan mata kail masih menancap dengan kuat. Ikan pun saya giring kembali mendekati kapal. Dalam kesempatan kali ini nelayan tersebut berhasil mengambil ikan kampur.

Dengan penuh semangat saya langsung lari menuju tempat kapal tersebut menepi. Setelah di lihat dari dekat, cukup besar ternyata. Setelah kami timbang, ikan tersebut berbobot 8,5 kg.
 
Mancing di pantai gesing gunug kidul, dapat ikan kampur besar
ikan kampur
Tenaga kami sangat terkuras, dan sudah sore ternyata. Kami memutuskan untuk istirahat dan sholat Ashar terlebih dahulu.

Jam setengah lima kami mulai memancing kembali. Namun tak ada sambaran sampai maghrib tiba. Sebelum sholat Maghrib, umpan saya ganti dengan ikan belanak, berharap ada sambaran lagi.

Sesuai harapan, setelah sholat maghrib reel pancing saya berderit kencang. Saya berlari dan langsung menghentak joran. Namun terlambat, ikan terlebih dahulu berhasil masuk kedalam karang.

Kurang lebih lima menit saya berusaha mengeluarkan kan tersebut, ........................... Bersambung

0 Response to "Pengalaman Pertama Bermalam di Pantai Gesing II"

Post a Comment

Contact Us

Name

Email *

Message *